CARA MENGANALISIS KADAR AIR PADA BIJIH NIKEL
1. Pengertian Moisture
Content.
Kadar air ( Moisture Content ) adalah perbandingan berat air terkandung dalam
contoh bijih nikel dengan berat kering bijih nikel.Nilai kadar air biasanya
dinyatakan dalam persen ( % ). Apabila satuan nilai kadar air tidak dinyatakan
dalam persen,maka hasil pengujian dikalikan dengan 0.01.
Tiga
metode pengujian yang sering digunakan untuk pengujian kandungan kelembaban
(MC).
1. Pengujian
denga menggunakan flow test.
2. Pengjian
dengan mengunakan present test.
3. Test protector.
Masing-
masing metode mempunyai keuntungan tersendiri, pemilihan dari metode pengujian
harus ditentukan dengan praktek ditempat atau oleh otoritas yang sesuai.
2. Prosedur Pengujian (flow test)
Flow test
biasanya cocok untuk mineral konsentrat atau mineral lainya dengan ukuran butir
maksimum 7 mm. pengujian dengan metode ini tidak cocok digunakanuntuk material
yang lebih kasar dan material dengan kandungan lempung tinggi karena hasil yang didapatkan tidak akan maksimal. Jika masih ada keraguan dengan
pengujian metode flow test maka
pengujian dapat dilakukan dengan mengadopsi prosedur pengujian yang sering
digunakan diperguruan tinggi yang mempunyai lisensi atau ijin melakukan
pengujian sesuai dengan wewenang yang dimiliki.
Dibawah
ini dijelaskan gambaran umum tentang pengujian yang telah ditetapkan :
1. Kandungan
kelembaban (air) pada sampel muatan yang disebut sebagai pengujian material.
2. Titik
aliran kelembaban (air) dari pengujian material yang kurang kuat atau berdampak
pada peralatan pengujian flow table
3. Pemindahan
batas kandungan kelembaban (air) dari pengujian material.
2.1. Peralata
yang digunakan
1. Flow table (ASTM
C230-68)
2. Pasangan
flow table (ASTM C 230-68)
3. Cetakan
(ASTM C230-68)
4. Thamper
pneumatic tekanan penumbuk yang diperlukan dan dapat diketahui dengan
penggunaan dikalibrasi , pegas – penumbuk pneumatic yang terisi atau beberapa
alat lain yang dirancang sesuai dengan penumbuk pneumatic yang dapat
mengendalikan tekanan untuk dipakai tidak lebih dari 30 mm.
5. Timbangan
(ASTM C109-73) dan wadah sample yang sesuai.
6. Gelas
ukur bebentuk silinder dan burette, masing-masing dengan kapasitas 100-200 ml
dan 10 ml.
7. Sebuah
wadah untuk mencampur, sarung tangan karet dan oven pengering. Sebagai
alternative, suatu mixer otomatis dengan kapasitas serupa dapat digunakan untuk
operasi pencampuran. Dalam hal ini, ketelitian harus di utamakan untuk
memastikan bahwa penggunaan mixer
mekanik seperti itu tidak mengurangi ukuran partikel atau ketentuan dari
uji material tersebut.
8. Sebuah
oven pengering dengan temperature control sampai dengan ± 1100. Oven
ini harus tanpa dari sirkulasi udara.
2. Kelembaban
dan temperatur
Lebih
baik pekerjaan dilakukan didalam suatu ruang agar sample dapat terlindungi dari
temperature, sirkulasi udara dan variasi humadity
yang berlebihan. Semua tahapan dari persiapan material hingga prosedur
pengujian harus terpenuhi sesuai dengan waktu yang dimiliki untuk memperkecil
kerugian kelembaban dan biar bagaimanapun pada permulaan hari sample harus
ditutup dengan kotak sample atau penutup-penutup lainya yang sesuai.
Untuk
mengetahui seberapa besar kandungan maoisture
content (kadar air/kelembaban) pada ore yang terdapat di stockpile dapat menggunakan rumus :
MC
=
|
Dimana
:
MC = moisture content
M1 = berat sample basah
M2 = berat sample kering.
Menghitug
kandungan sampel analitik bijih nikel
M
(%) =
× 100%
|
M = Kandungan
Moisture dalam sample analitik (%)
W1 = berat
wadah kosong (gr)
W2 = berat
wadah berisi sampel sebelum pemanasan (gr)
W3 = berat
wadah berisi sampel setelah pemanasan (gr)
Untuk mengetahui nilai
FMP (flow moisture point) dihitung
menggunakan rumus :
FMP
=
|
Dimana
:
FMP = flow moisture point
W1 = nilai MC no flow
W2 = nilai MC flow
Untuk
menghitung nilai TML (transportable
moisture limit) dihitung menggunakan rumus :
TML = 0.9 × FMP
|